Para gembala, Simeon dan Hana orang-orang saleh yang telah lanjut usia ini berada dekat dengan tempat kekuatan baru itu yang memasuki dunia, tetapi kekuatan itu juga menggetarkan jiwa-jiwa yang peka di tempat yang lebih jauh lagi jaraknya, yakni orang-orang Majus dari Timur. (Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem – Mat 2:1).
Mereka mungkin mengunjungi Dia setelah upacara penyerahan-Nya di Bait Allah dan setelah orang tua-Nya membawa Anak mereka kembali ke Bethlehem dengan maksud tinggal di sana dari pada pulang ke Nazareth. Mereka termasuk golongan orang-orang Majus yang terpelajar, yang merupakan gudang ilmu pengetahuan, ahli di bidang pengobatan dan misteri-misteri agama di negeri-negeri sepanjang Sungai Eufrat.
Tacitus, Suetonius dan Yosefus mengatakan, bahwa waktu itu wilayah-wilayah tempat mereka berasal diliputi suasana pengharapan akan seorang raja agung yang akan muncul di negeri Yudea. Kita juga mengetahui dari perhitungan ahli falak yang tersohor, yaitu Kepler bahwa tepat pada waktu itu kelihatan sebuah bintang yang cemerlang di langit untuk sementara waktu.
Orang-orang Majus dengan amat rajin menyelidiki ilmu perbintangan. Mereka percaya bahwa setiap gejala yang luar biasa di langit adalah pertanda suatu kejadian yang luar biasa di bumi, dan mungkin saja karena mereka sudah pasti sangat tertarik kepada bintang itu, dengan pengharapan yang dinyatakan oleh para ahli sejarah purbakala, mereka dipimpin ke arah barat untuk melihat kalau-kalau pengharapan itu telah digenapi. Namun tentunya di dalam batin mereka bangkitlah kerinduan yang lebih dalam, yang sudah ditanggapi Allah. Jika penyelidikan mereka dimulai dengan keingin-tahuan dan perhitungan ilmiah, maka Allah telah memimpin mereka kepada kebenaran yang sempurna.
Begitulah cara-Nya senantiasa, Tuhan tidak melancarkan kritikan yang pedas-pedas terhadap ketidak-sempurnaan, Ia lebih senang berbicara kepada kita dalam bahasa yang kita pahami, walaupun untuk mengungkapkan maksud-Nya bahasa kita jauh dari sempurna. Itulah sarana yang dipakai oleh Tuhan untuk menuntun kita kepada kebenaran yang sempurna. Sama halnya Dia telah memakai astrologi (nujum) untuk menuntun dunia kepada ilmu falak (ilmu perbintangan), dan alkemia (magis) untuk menuntun kepada ilmu kimia dan sebagainya. Seperti kebangunan ilmu pengetahuan (renaissance) mendahului Reformasi (Martin Luther), demikian juga Ia memakai pengetahuan orang-orang ini yang setengah kepalsuan dan takhyul, untuk menuntun mereka kepada Terang Dunia. Kunjungan mereka adalah satu nubuat tentang bagaimana di masa depan orang-orang bukan Yahudi akan menyambut dengan hangat ajaran dan penyelamatan-Nya serta akan membawa kekayaan dan bakat-bakatnya, ilmu pengetahuan dan filsafatnya untuk dipersembahkan di depan kaki-Nya.
(Sumber : Majalah Ave Maria)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar