12/24/2014

LAMBANG-LAMBANG HARI NATAL

Oleh : Morton T.Kelsey
Bila kita merayakan hari kelahiran Kristus, kita memperingati sat-saat di mana Allah menerobos waktu dan sejarah dalam ujud manusia. Putera Allah menjadi seorang manusia, sehingga dengan demikian Dia dapat menebus kita sekalian dengan kehidupan, kematian dan kebangkitan-Nya.


Hari Natal tidak hanya mengingatkan kita, bahwa kelahiran Yesus ini benar-benar terjadi. Natal juga mengungkapkan orang-orang macam apa yang menerima anugerah pertama Allah, yaitu Diri-Nya sendiri. Karenanya, hal ini dengan jelas menunjukkan, bahwa kitapun dapat menerima anugerah ini.
Dengan kata lain, watak-watak di dalam sejarah peristiwa Natal merupakan lambang-lambang yang hidup bagi kita. Dengan merenungkan mereka, kita menemukan apa yang bisa kita lakukan agar kenyataan Natal menembus dalam kehidupan nyata kita sekarang ini, karena Putera Allah ingin dilahirkan kembali di dalam diri setiap manusia, dalam diri kita, bila saja kita mau membuka hati kita dan menyambut-Nya.
MARIA
Tokoh pertama dari peristiwa Natal ialah Maria, lambang dari jiwa manusia. Seorang malaikat, utusan dari dunia spiritual, menyampaikan pesan bahwa dia akan mempunyai seorang anak tanpa suami. Untuk berita yang luar biasa ini, dia menjawab : “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu itu.” (Luk 1:33)
Pada hari ini, kita sering gagal untuk menghargai kepahlawanan Maria yang selalu siap sedia untuk patuh. Dia tahu apa yang akan digosipkan oleh para wanita yang mengambil air di sumur desa. Dia dengan mudah dapat membayangkan, kebimbangan dan tanda-tanda apa yang akan menghinggapi diri tunangannya, Yusuf. Walaupun demikian, dia tetap setia menetapkan kemauannya. Kepatuhannya memerlukan keberanian yang luar biasa.
Maria mengatakan kepada kita pada hari ini, bahwa kecuali apabila kita mempunyai hasrat keterbukaan seperti dia terhadap Allah, maka jiwa Kristiani itu tak mungkin ada, Kristus tidak akan pernah lahir kembali dalam diri kita. Kemauan untuk patuh, betapapun harganya adalah prasyarat untuk kelahiran baru secara spiritual.
YUSUF
Dan kemudian adalah Yusuf. Ketika Yusuf mengetahui keadaan Maria, mula-mula ia bermaksud untuk memutuskan pertunangannya, tetapi Yusuf mendengarkan suara batinnya, ia mendengar kata-kata malaikat dalam mimpinya dan ia cukup beriman untuk percaya dan menurut, walaupun kedengarannya tidak masuk akal. Kelak, ia pun mendengarkan malaikat lagi dan dengan segera “bangun, dan bawa anak dan ibunya malam ini juga, pergilah ke Mesir ! ” (Mat 2:13) Yusuf merupakan lambang dari kekuatan kepercayaan. Dia mengajarkan kepada kita untuk mendengarkan suara batin dan melaksanakannya dengan berani.
Pada saat yang diperlukan, keberanian untuk mendengarkan dan melakukan apa yang ada di dalam batin kita, itu harus ada pada diri kita, atau bila tidak, malahan suara batin itu akan dihancurkan dan ketaatan kita yang asli akan gagal.
SANG KELEDAI
Keledai merupakan tokoh yang mudah dilupakan, namun adalah tokoh penting dalam peristiwa Natal. Dengan gayanya yang diam dan keras kepala, ia ‘membawa’ Maria yang sedang hamil sepanjang 75 mil dalam perjalanan dari Nazareth ke Bethlehem. Keledai itu melambangkan binatang yang sederhana dan teguh. Banyak dari kita, umat Krsiten yang mencoba bersikap spiritual sedemikian rupa, sehingga kita mengesampingkan alamiah kehewanan dalam diri kita. Padahal, bila Tuhan menghendaki agar kita benar-benar saleh, Dia akan membuat kita demikian.
Kita tidaklah murni terdiri dari roh saja, melainkan lebih sebagai setengah roh dan setengah hewan. Kalau kita tidak memperhatikan dan menghargai hewan bodoh ini, bagian dari badan kita (St. Fransiskus dari Asisi menyebutnya ‘saudara keledai’), maka kita tidak akan pernah berhasil membawa Anak Suci itu ke tempat di mana Ia seharusnya lahir. Jadi mengabaikan atau menolak alamiah hewan dari segi fisik diri kita, berarti menghalangi kelahiran spiritual kita yang sederhana.
PEMILIK LOSMEN
Dapatkah anda membayangkan si pemilik losmen berdiri di pintu masuk ? perawakannya yang besar membatasi malam yang dingin dengan kobaran api yang ada di dalamnya, inilah tokoh yang penuh dengan kesibukan duniawi. Losmennya penuh, dia tidak mau diganggu, oh... wanita itu sedang mengandung, itu sangat menyedihkan, tetapi banyak dari wanita-wanita miskin yang mengalami kejadian serupa.
Betapa kita harus hati-hati, agar kita tidak dipenuhi dengan begitu banyak persoalan, sehingga malahan kita tidak mempunyai ruangan bagi Kristus apabila dia datang. Kita bisa sedemikian terbenam dalam begitu banyak kesibukan, sehingga apabila Tuhan mencoba untuk memasuki kehidupan kita, Dia tidak menemukan jalan untuk masuk. Kesibukan bukan dari setan, itu adalah setan ! Orang yang benar-benar sibuk, adalah seorang anti agama yang lebih efektif dari pada seorang atheis yang berapi-api. Dan hal ini memang benar, bahkan walaupun kesibukan kita itu juga menyangkut kegiatan-kegiatan Gereja !
PARA GEMBALA
Para gembala yang mengembara, hidup sebagai masyarakat pinggiran dan merupakan yang paling miskin di antara kaum miskin. Namun kepada  “sampah masyarakat” inilah malaikat menampakkan diri dalam Kemuliaan Surgawi untuk mengumumkan kehadiran Sang Juru Selamat. Mengapa ? karena mereka ini merindukan sesuatu yang lebih baik, karena mereka tidak tertidur, mereka cukup mudah untuk percaya, bahwa Tuhan dapat menerobos ke dunia dengan cara demikian.
Para gembala ini melambangkan bagian dari kita yang disingkirkan, bagian-bagian yang rendah, yang diabaikan dan yang paling sederhana dari diri kita. Ke dalam bagian inilah pesan Natal benar-benar muncul. Segala sesuatu yang kita pandang rendah atau dibuang dalam diri kita, dapat menemukan kelahiran baru di dalam Kristus.
Hanya yang menyenangkan dan memuaskan secara menyolok tidak hadir dalam adegan Bethlehem ini.
ORANG-ORANG BIJAKSANA
Ahli-ahli perbintangan dari Timur, harus menempuh perjalanan yang sangat jauh dengan menempuh resiko dan bahaya, perjalanan keras yang panjang dan berat, sebelum mereka dapat menemukan Anak yang baru dilahirkan itu.
Pada waktu mempelajari keadaan langit, mereka menyelidiki sebuah bintang baru dan menemukan apa yang mereka cari. Kita semua membutuhkan suatu bintang untuk diikuti. Tanpa bintang petunjuk ini, kita hanya mencapai sedikit.
Orang-orang bijak ini mempunyai keberanian untuk melihat ke dalam kehidupan yang nyata, dan mengakui bahwa mereka tidak bisa mendapatkan segala sesuatu yang mereka inginkan. Mereka adalah pencari-pencari yang tidak akan berhenti sebelum mereka menemukan apa yang dapat memuaskan mereka. Alangkah pandainya mereka mendorong kita, agar mengenali kekosongan hidup pribadi kita sendiri dan mencari kepenuhan dari Allah.
Bijaksana, sebab mereka mengikuti bintang tujuan mereka, di samping itu   mereka juga cukup bijaksana untuk memperhatikan mimpi-mimpi mereka dan mengenali tujuannya ketika mereka menemukan Dia, walaupun faktanya Raja yang baru dilahirkan itu terbaring di palungan pada sebuah kandang yang kotor. Dan mereka telah menyiapkan hadiah-hadiah yang berharga. Bagi mereka yang mempunyai banyak dan tidak mau bermurah hati, tidak akan sampai ke tempat di mana Tuhan dilahirkan sebagai manusia. Ya, saya katakan tidak akan pernah berubah !
KANDANG
Di manakah para gembala yang tersingkirkan dan para cerdik pandai perbintangan itu menemui Maria, Yusuf dan Anaknya ? Dalam sebuah kandang yang kecil, berlantai kotoran hewan, barangkali inilah lambang yang paling penting dari peristiwa Natal. Sebab Kristus bisa lahir di tempat semacam itu, Dia dapat juga lahir dalam setiap orang, tanpa mempedulikan dosa-dosa lama atau keburukan yang baru.
Kuasa yang paling besar mewujudkan diri di dalam cinta kasih, Allah menjadi manusia di dalam sebuah kandang. Tidak peduli bagaimana kejahatan yang telah kita lakukan, tak peduli betapa kita merasakan jeleknya diri kita, namun bisa lahir kembali.
Begitulah lambang-lambang peristiwa Hari Natal. Kita jangan sekali-kali membiarkan lambang-lambang ini menjadi hambar atau hanya sebagai suatu adegan belaka di dalam kartu-kartu Natal yang indah.
Dalam setiap kebenaran, lambang-lambang ini adalah pintu masuk, melalui mana pria dan wanita dari segala usia dan bangsa, dapat masuk ke dalam Kelahiran Kristus dan mengalami kelahiran itu di dalam kehidupan mereka. Lambang-lambang ini hidup selamanya, mendorong kita dengan kuatnya ke dalam inti dari misteri peristiwa Natal.
Bila kita merayakan hari Kelahiran Kristus, kita juga memperingati saat-saat unik di mana Allah menerobos waktu dan sejarah dalam ujud manusia ! Putera Allah menjadi seorang manusia, sehingga dengan demikian Dia dapat menebus kita sekalian dengan kehidupan, kematian dan kebangkitan-Nya.
(Terjemahan dari : The Symbols of Christmas)

-          Diberkatilah kandang
-          Los Felidas
-          Kelahiran Yesus

Tidak ada komentar: