Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. (Mat 5:20). Yesus mengacu pada semangat hukum Taurat.
Pada saat Yesus hendak mengajarkan kita suatu pengertian baru tenang hukum Allah, Ia mengingatkan kita akan godaan untuk mengikuti jalan yang paling mudah. Banyak orang bisa salah mengerti kata-kata Yesus dan berkata, akan menjadi lebih baik jika agama tidak menuntut terlalu banyak sehingga lebih mudah dihayati. Oleh karena itu, Yesus menunjukkan bahwa barangsiapa tidak ingin memenuhi seluruh hukum, tidak akan masuk Kerajaan Allah, tidak juga mereka yang selalu mempunyai dalih untuk kemalasan mereka, perintah-perintah ini tidak terlalu penting ! Bagi mereka yang mentaati hukum, Yesus menunjukkan semangat hukum Taurat. Karena bagi mereka, jalan Injil bukanlah suatu jalan yang menyenangkan, melainkan suatu panggilan untuk hidup yang lebih sempurna.
Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. (Mat 5:21-22). Di sini dimulai hal-hal yang dipertentangkan ‘kamu mendengar….., tetapi aku berkata kepadamu….. ‘ . rumusan ini terlulang enam kali.
Yesus memikirkan tentang membaca Kitab Suci yang terjadi setiap hari sabat di rumah ibadat, sama seperti di gereja sekarang setiap minggu ada bacaan-bacaan yang sudah dipilih lebih dulu. Teks yang dipakai menggunakan bahasa Ibrani atau terjemahannya dalam bahasa Aram (bahasa pergaulan sehari-hari). Para pemimpin rumah ibadat atau para tamu yang lewat di tempat itu memberikan komentar. Yesus dikenal sebagai orang yang sering berbicara dalam perkumpulan dan sangat mungkin bahwa Ia sering berkata ‘kamu telah mendengar…’ dan ‘aku berkata kepadamu …’ karena Ia berbicara sebagai orang yang berkuasa (sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka - Mat 7:29).
Yesus tidak mempertanyakan tuntutan-tuntutan kitab suci, dan Ia juga tidak puas dengan hanya memberi komentar, hukum Kristus adalah suatu panggilan untuk pemurnian hati, yaitu memurnikan maksud hati dan keinginan-keinginan kita. Hukum Kristus adalah suatu penerangan baru yang timbul dari suatu pengalaman baru akan Allah. Apabila kita berbalik kepada Bapa, dan itulah pembaruan besar, meneladani Allah Bapa, (Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." – Mat 5:48), kita menyadari betapa kurang sempurna kriteria manusia tentang moralitas. Oleh karena itu, jangan kita menyebut dosa hanya apa yang dilihat atau yang disebut dosa oleh masyarakat. Sesungguhnya dosa-dosa kita adalah segala pikiran jahat yang tinggal dalam batin kita dan yang menghasilkan buah-buah kejahatan apabila ada kesempatan (Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. - Mat 12:34).
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas. (Mat 5:26). Memperbaiki kerugian berarti lebih dari pada mengembalikan uang yang telah saya ambil secara tidak sah. Saya harus juga mempertanyakan mengapa saya sangat lemah, sehingga saya terbawa oleh keinginan apa saja.
Sering kali kita mengakui betapa kurang hangat kasih kita kepada Allah dan betapa pendek umur ketabahan kita dalam berbuat baik. Ini adalah hasil dari perbuatan jahat kita selama bertahun-tahun. Kita bisa melupakan tentang perbuatan-perbuatan jahat yang telah kita lakukan, tetapi kita lupa memperbaiki kerugian yang ditimbulkan dalam seluruh pribadi kita. Sekalipun kita boleh merasa bahagia dan tidak peduli, kita membawa suatu kematian dalam diri kita karena utang-utang kita yang belum lunas.
Jika kita tidak dimurnikan selama kita hidup di dunia ini, kita akan dimurnikan pada waktu atau sesudah kita mati. Gereja menyebut pemurnian yang penuh penderitaan itu ‘tempat penyucian’. Perubahan yang seharusnya terjadi dalam diri kita (Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah - 1 Kor 15:51) mustahil terjadi, kecuali kalau Roh Kudus telah menghanguskan akar-akar kejahatan dalam diri kita (Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. - Mat 3:11).
(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katolik)
- Zakheus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar