Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. (Luk 1:35).
Konsili Vatican II menyatakan bahwa Maria “seakan-akan dibentuk oleh Roh Kudus” (Lumen gentium 56). Siapa saja yang menghormati Maria, ia bersembah sujud kepada Roh Kudus, karena apa saja yang dimiliki Maria, dihasilkan oleh karya Roh Kudus.
Maria rendah hati dan bekerja secara sembunyi, seperti Roh Kudus. Bunda Maria bertumbuh dalam Roh Kudus semakin lama semakin mendalam mulai dari sejak Maria dikandung ibunya. Sejak awal Maria dikuasai penuh oleh Roh Kudus. Dia menyerahkan dirinya tanpa batas, maka Roh Kudus dengan bebas tanpa halangan dapat menguasainya untuk memikul tugas yang direncanakan Allah, yaitu menjadi Bunda Allah dan ibu seluruh umat manusia.
Roh Kudus menaunginya, sehingga ia menjadi penuh rahmat (Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." – Luk 1:28). Hari Pentakosta mempunyai arti yang tiada taranya bagi mereka dan para murid Yesus. Ketika Yesus masih bersama para murid, mereka tidak dapat menerima Roh, sebab Roh belum diberikan. Namun di dalam diri Maria Roh sudah hadir. Maria sudah biasa bergaul dengan Roh. Terlebih lagi sekarang. Pada hari Pentakosta ia menjadi Bunda Gereja (Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus. – Kis 1:13-14). Pada hari Pentakosta, lahirlah Gereja. Sebenarnya secara rahasia Gereja sudah lahir pada saat Yesus menyerahkan Maria kepada Yohanes dan menyerahkan Yohanes kepada Maria (Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!". Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya – Yoh 19:25-27).
Semua yang secara tersembunyi terjadi pada salib, menjadi nyata pada hari Pentakosta. Maria berdiri di tengah para murid yang penuh dengan Roh Kudus sambil berkata dalam bahasa lain. Ketika Maria menyanyikan lagu syukurnya - Magnificat, ia sudah memperlihatkan bahwa keheningannya dapat menjadi sorak suci. Maria-lah orang pertama yang mulai berkata-kata dalam Roh. Soraknya itu menular kepada para murid dan merekapun mulai berkata-kata, mabuk oleh Roh Kudus. Maria adalah pusat Gereja.
Pada hari Pentakosta, keibuan Maria menjadi jelas dan meluas. Yesus hadir di mana-mana, karena Roh-Nya dan sekaligus membuat Maria menjadi seluas dunia. Ia menjadi seluas Gereja, sehingga tiada seorangpun tinggal di luarnya.
(Sumber : Maria Dalam Kitab Suci & Dalam Hidup Kita)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar