Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan. (Luk 12:51).
Dalam injil Matius, Yesus mengatakan bahwa Ia datang membawa pedang ("Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. – Mat 10:34). Tentu yang dimaksud Yesus adalah dalam arti kiasan, dan kita juga tidak pernah menemukan dalam Injil bahwa Yesus membawa pedang dalam karya pewartaannya di dunia. Namun dalam Injil Lukas, bahwa Yesus pernah menyuruh murid-murid-Nya untuk membeli pedang (Kata-Nya kepada mereka: "Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang. – Luk 22:36), dan inipun juga bukan maksud Yesus menyuruh murid-murid-Nya sungguh-sungguh membeli pedang, tetapi dalam arti kiasan juga, karena waktu Yesus menyuruh membeli pedang, saat itu sudah menjelang penangkapan Yesus, sehingga maksud Yesus adalah supaya para murid-Nya harus “menjaga diri”.
Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya." (Luk 12:53). Pertentangan dan pemisahan tidak hanya di dalam keluarga, tetapi juga di dalam masyarakat, dan ini sudah dinubuatkan oleh Simeon ketika kanak-kanak Yesus dibawa oleh orang tua-Nya untuk dipersembahkan di bait Allah, bahwa Anak ini akan menimbulkan perbantahan (Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – Luk 2:34).
Yesus tidak mengajarkan perpecahan atau pertentangan, tetapi itu adalah akibat dari kedatangan-Nya, jadi bukan tujuan kedatanganNya. Karena Yesus mengajarkan perdamaian. (Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah – Mat 5:9).
Dalam Injil Matius Yesus mengatakan bahwa Ia datang membawa pedang, pedang macam apa yg dibawa Yesus ? Dalam surat Paulus kepada jemaat di Efesus disebutkan “pedang Roh” (dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah – Ef 6:17). Dan dikatakan dalam surat Ibrani, bahwa firman Allah lebih tajam dari pedang bermata dua manapun, yang menusuk sampai jiwa dan roh kita. (Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. – Ibr 4:12). Efek dari pewartaan firman Allah adalah, bahwa Firman itu akan memisahkan orang yang beriman kepada Kristus, dari orang-orang berdosa dan dunia, yaitu memisahkan diri secara moral dan rohani, dari dosa dan dari segala sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Yesus Kristus. Tentu saja memisahkan diri dari perbuatan yang tidak berkenan di mata Tuhan, bukan membenci orangnya (Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu. – 2 Kor 6:17).
Pemisahan atau pertentangan pertama-tama akan timbul dalam diri sendiri (batin/hati), manusia sulit melihat kelemahan atau dosa diri sendiri, orang lebih suka menunjuk kesalahan orang lain, maka ketika Firman Tuhan menyentuh hati kita, akan nyata terlihat antara yg baik dan jahat di dalam hati kita, seolah-olah hati kita terbagi dua, ada gelap ada terang, ada dosa ada kebenaran Ilahi yang kita langgar, misalnya dulunya iri hati, pemarah, benci dan tidak mau mengampuni, atau suka ke para normal atau dukun, maka oleh kuasa Ilahi yang menyentuh hati kita, kita akan bertobat dari segala perbuatan daging (Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. – Gal 5:19-21).
Lebih lanjut setelah pertentangan dalam pribadi, maka akan timbul juga pertentangan dalam keluarga, karena memilih ikut jalan Yesus Kristus, yang mana dalam keluarga mungkin ada anggota keluarga yang tidak seiman atau yang belum percaya Yesus Kristus, misalnya suami atau isteri, ataupun saudara, maka timbullah pertentangan dalam keluarga karena tidak sepaham atau tidak setuju. Bahkan dalam satu keluarga yang seimanpun bisa timbul pertentangan atau perpecahan karena salah pengertian, perbedaan penafsiran, dsb.
Ada juga pemisahan dengan lingkungan atau masyarakat, misalnya di tempat kerja biasanya ikut-ikutan korupsi, maka setelah bertobat, dengan sendirinya berusaha menghindari perbuatan itu, yang mungkin dulunya ada kerja sama dengan kelompok tertentu, akhirnya berpisah atau dipisahkan oleh kelompok itu karena tidak mau bekerja sama dalam perbuatan tersebut, bahkan dimusuhi. (Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. – Mat 10:22).
Efek positif dari kehadiran pedang Roh atau firman Allah, adalah : akan membawa “damai” dalam diri sendiri, keluarga dan masyarakat, karena orang yang percaya kepada Yesus Kristus akan lebih mendekatkan diri kepada Allah, antara lain akan berakibat :
- takut akan Allah (takut akan - melukai atau menyedihkan – Allah) karena mengasihi Allah
- kasih yang tulus kepada sesama, tidak terkecuali kepada yang kita pisahkan diri
- membenci dosa dan ketidak-benaran
- mengejar kekudusan
Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan. (Ibr 12:14).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar